Jumat, 16 April 2010

Pengalaman Pribadi

Pengalaman terkena sakit empedu yang terdapat pasir didalamnya...................

Saya ingin berbagi cerita tentang sedikit pengalaman pribadi saya menderita penyakit pasir pada empedu, ini saya alami sekitar tahun 2008,,,,,,,,,,,,awalnya yang saya rasakan adalah sakit demam, badan terasa terasa lemas, tidak enak makan, sakit pada bagian perut...........setelah itu saya dibawa ke rumah sakit swasta di daerah karawang.....Saya di fonis pertama kali oleh dokter yaitu terkena tyfes,,,,,,,,saya dianjurkan oleh dokter untuk dirawat dirumah sakit,,,,,,,,,,


Selama seminggu saya mengalami perubahan pada sakit tyfes,,,,,,tapi pada bagian perut saya makin terasa sakit,,,,,,efek dari itu saya buang-buang air yang secara terus menerus,yang menyebabkan saya masih harus di rawat karena badan kekurangan cairan.,,,,,,,,tindakan yang dilakukan selanjutnya oleh dokter yaitu dengan cara memeriksakan bagian perut dengan cara melakukan USG, kemudian baru diketahui ada pasir di empedu.,yang seharusnya penyakit pasir pada empedu tersebut harusnya terkena pada usia 40 tahun ke atas, tapi ak sudah ketahuan pada usia 18 tahun,............

Setelah saya di fonis terkena penyakit pasir pada empedu dokter menyarankan saya untuk operasi. Karena orang tua tidak percaya pada hanya satu laboraturium saja, dan juga kebetulan peralatan RS karawang belum lengkap maka keluarga saya memasukkan ke RS jakarta.........

Kemudian saya memeriksakan kembali tentang fonis yang di katakan oleh dokter yang sebelumnya................dokter RS jakarta pun menyarankan saya untuk melakukan USG,,,,,,,,,,,,ternyata penyakit itu memang benar-benar ada dan saya harus segera melakukan operasi.,,karena kalau tidak segera di operasi pasir pada empedu tersebut akan mengalami pengendapan ,,,,,,,,,itu adalah pengalaman yang sangat menakutkan dan menyedihkan yang harus saya hadapi.........

Akhirnya saya dan orang tua menyetujui operasi adalah jalan terakhir yang harus di ambil.........Alhamdulilah operasi tersebut lancar dan saya pun sembuh...........ya walaupun empedu yang berfungsi sebagai penawar racun tersebut harus diambil..............dan pasti mempunyai efek apabila memakan makanan yang salah,,,,,,,,,,,,,,,,,,tapi saya tetap bersyukur atas kesembuhan saya....................


Mari kita ketahui :

Apa itu penyakit pasir pada empedu, Apa gejala penyakit tersebut, Apa penyebab penyakit tersebut Bagaimana cara mengobati penyakit tersebut..........?

Kenali penyakit pasir empedu, gejala yang menyebabkan penyakit tersebut, dan cara mengobati penyakit tersebut ................... :


Selama ini banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya terkena penyakit pasir pada empedu. Ada beberapa orang yang justru mengira bahwa sakit dibagian perutnya adalah tanda-tanda penyakit pasir pada empedu.

Pasir empedu adalah timbunan kerak atau kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu. Timbunan ini terbentuk karena komposisi empedu sudah tidak seimbang sehingga bentuknya tidak cair lagi, tapi ada yang mengendap dan lama kelamaan akan mengakibatkan menjadi batu. Kandung empedu itu sendiri berfungsi untuk mencerna lemak.

"Batu kandung empedu dibagi menjadi tiga macam, yaitu batu kolesterol yang terbentuk karena kolesterol tidak larut dan membentuk endapan, batu bilirubin terjadi apabila konsentrasi bilirubin dalam cairan empedu yang tidak terkonjugasi meningkat, dan batu campuran yang merupakan campuran dari keduanya," ujar Dr. Sigit Tjahyono, SpB. SpBTKV pada acara "Laparoskopi Sebagai Terapi Terkini Penanggulangan Batu Empedu" di RS Puri Indah, Jakarta, Kamis (6/8/2009).

Sebagian besar batu empedu tidak menimbulkan gejala dalam jangka waktu lama, terutama jika terletak pada kandung empedu. Namun gejala yang umum terjadi, yaitu :


  • Nyeri pada perut bagian atas kanan seperti diperas dan biasanya hilang timbul, bisa menyebar ke punggung kanan dan bahu bagian kanan.
  • Mual
  • Demam
  • Muntah
  • Kuning, jika batu menyumbat kandungan empedu yang dekat dengan hati.


Dr. Sigit mengatakan penyakit batu empedu lebih banyak terjadi pada keadaan yang dikenal dengan 4F, yaitu wanita (female), usia 40 tahun (fourty), diet tinggi lemak (fatty) dan masih dalam reproduksi aktif (fertile).

Untuk menentukan ada atau tidaknya batu empedu didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan seperti tes fungsi hati, USG abdomen, pemeriksaan darah tepi serta pemeriksaan CT-scan jika hasil USG abdomen tidak dapat menggambarkan dengan jelas.

"Cara untuk mencegah batu empedu adalah dengan mengatur pola makan yang benar dan sehat, sedangkan jika sudah terkena batu empedu sebaiknya mengurangi mengkonsumsi makanan berlemak," saran dari Dr. Sigit Tjahyono, SpB. SpBTKV.

Apabila tidak ditemukan gejala, biasanya tidak memerlukan pengobatan hanya diperlukan perubahan pola makan. Tapi jika batu empedu sudah menimbulkan serangan nyeri yang berulang walaupun pola makan sudah diatur dengan baik, maka pasien harus menjalani pengangkatan kandung empedu (cholesystektomi).

Pengangkatan batu empedu ini bisa dilakukan secara konvensional yaitu dengan operasi terbuka atau secara bedah invasif minimal (laparoskopi) yaitu mengangkat kandung empedu melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan kecil di dinding perut. Saat ini sekitar 90 persen pasien batu empedu melakukan operasi laparoskopi. Vera Farah Bararah - detikHealth



Sumber: http://health.detik.com/read/2009/08/07 ... atu-empedu




Suatu saat dalam perjalanan hidup ini, sekitar 15 persen di antara kita akan terganggu oleh batu empedu dengan risiko akan terus membesar seiring pertambahan usia.

Pada banyak kasus, batu di dalam empedu itu tidak menimbulkan gangguan dan menghilang sendiri secara alamiah. Namun, pada kasus lain menyebabkan penyumbatan dan menimbulkan rasa sakit, sehingga harus diatasi melalui operasi.

Batu empedu ini muncul bila cairan empedu di kandung empedu terkumpul dan mengendap. Lalu, seiring dengan perjalanan waktu, kolesterol yang terdapat pada cairan empedu mengkristal dan membentuk batu.

Orang yang pernah terkena gangguan batu empedu tahu betul bagaimana siksaan yang ditimbulkannya. Meski begitu, menurut Dr. Andrew R. Hart of the University of Bristol di Inggris, berenang atau joging teratur bisa mencegah pembentukan batu tersebut.

“Kami berpendapat bahwa gaya hidup aktif bisa memperkecil risiko terkena gangguan batu empedu hingga 60 persen,” ungkapnya di acara Pertemuan Tahunan Gastroenterolog Sedunia, Minggu, di Orlando, AS, sebagaimana dikutip Reuter. Jadi dalam realitasnya, olahraga benar-benar mengocok cairan empedu, sehingga mencegahnya untuk mengkristal.

“Teorinya adalah, bila Anda banyak bergerak, cairan empedu tak punya waktu untuk berhimpun dan membentuk kristal-kristal kolesterol hingga menjadi batu,” tutur Hart.



Sumber: http://www.sripoku.com/view/23245/hinda ... n_berenang


Batu Empedu dan Penyebabnya
Batu empedu merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami masyarakat Indonesia. Namun, sebagian besar tidak menyadari karena gejalanya mirip gangguan pencernaan atau maag.

Faktanya, gejala sakit batu empedu memang mirip sekali dengan sakit maag. Jarang sekali, penderita kembali berobat ke dokter karena keluhannya tak kunjung membaik. Ini karena kesalahan diagnosis, batu empedu dikira penyakit maag.

Kondisi tersebut terjadi karena keluhan dirasakan di tempat yang berdekatan, yakni lambung dan kantong empedu yang terletak di ulu hati. Itulah mengapa keberadaan batu-batu ini seringkali baru diketahui setelah pasien menjalani beberapa kaii pemeriksaan, untuk membedakan sakit akibat batu empedu dengan gejala maag perlu diperhatikan penjalaran dan frekuensi nyeri.

Pada maag, nyeri biasanya muncul pelan-pelan hingga terasa, sangat sakit. Beda dengan batu empedu yang menyebabkan rasa sakit hebat secara tiba-tiba dan kemudian bisa hilang begitu saja.

Batu empedu biasanya terbentuk di dalam kantong empedu atau di saluran empedu serta saluran hati. Batu dapat memicu radang dan infeksi pada organ-organ tersebut.

Batu empedu berukuran kecil lebih berbahaya dibandingkan dengan yang berukuran besar. ini karena batu berukuran kecil berpeluang untuk berpindah tempat dan menyebabkan gangguan di bagian tubuh lainnya apalagi jika batu sampai menyumbat saluran di organ hati, dapat meningkatkan produksi berbagai enzim yang menjurus pada timbulnya penyakit kuning.

Batu empedu umumnya terbentuk dari zat lemak atau kolesterol. Karena itu, untuk menangani batu empedu, pasien diminta menerapkan pola makan rendah lemak dan kolesterol.

Tindakan operasi tidak selalu diperlukan dalam menangani batu empedu, selama terapi obat masih dapat mengobatinya.

Apa saja penyebab terbentuknya batu empedu?

JENIS KELAMIN
Perempuan dua kali lebih berisiko ketimbang pria. Berlebihnya produksi estrogen akibat kehamilan, terapi sulih hormon, atau penggunaan pil KB dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam cairan empedu, sehingga, mudah terbentuk batu.

FAKTOR KETURUNAN
Sakit batu empedu seringkali merupakan penyakit keturunan dalam keluarga.

BERAT BADAN
Bahwa kelebihan berat badan meningkatkan risiko batu empedu. Sebab kadar garam dalam cairan empedu berkurang, sementara kolesterol meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko terbesar batu empedu pada wanita.

POLA MAKAN
Pola makan tinggi lemak serta kolesterol, dan rendah serat menambah risiko batu empedu.

BERAT BADAN TURUN SECARA DRASTIS
Melakukan diet ketat atau puasa dalam jangka panjang; sehingga berat badan turun drastis, membuat lever mengeluarkan ekstra kolesterol ke dalam cairan empedu. Akibatnya bisa terjadi batu empedu.

FAKTOR USIA
Orang berusia 60 tahun ke atas lebih mudah terbentuk batu empedu. Ini karena tubuh cenderung mengeluarkan lebih banyak kolesterol ke dalam cairan empedu.

PEMAKAIAN OBAT ANTIKOLESTEROL
Akibat pemakaian Obat-obatan penurun kolesterol malah bisa meningkatkan jumlah kolesterol yang dilepas ke dalam cairan empedu, maka bisa membuat terbentuknya batu empedu.

DIABETES
Pengidap diabetes (diabetesi) umumnya memiliki kadar asam lemak atau trigliserida yang tinggi, sehingga risiko menderita batu empedu semakin besar.

Pengobatan tersebut bisa dengan beberapa cara :

* Pengobatan
Batu empedu kolesterol terkadang dapat dilarutkan dengan obat ursodeoxycholic acid. Batu di saluran empedu dapat diatasi dengan suatu tehnik yang dinamakan Edoscopic Retrograde Sphinceterotomy (ERS) diikuti dengan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP). Pada ERCP, suatu endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan, lambung dan ke dalam usus halus. Lalu otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu empedu yang menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus. Hal yang sering menjadi salah persepsi adalah penggunaan gelombang ultrasound (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) untuk memecah batu empedu. Memang ERCP berguna untuk memecah batu ginjal, namun tidak untuk batu empedu.

* Operasi
Pengangkatan kantung empedu merupakan tindakan yang sangat baik dalam mengatasi batu empedu. Namun hanya pasien yang mengalami gejala yang boleh dilakukan tindakan ini. Jika pasien tidak merasakan apa-apa, maka tidak dilakukan tindakan apa-apa. Pada beberapa orang (5-40%), setelah diangkat kantung empedunya, maka akan timbul gejala berupa perasaan tidak nyaman pada perut dan nyeri yang menetap pada perut kanan atas. Ada 2 pilihan operasi, operasi terbuka dan operasi laparoskopi (semi tertutup)

* Alternatif
Ada suatu terapi alternatif yang dinamakan "gallbladder flush" atau "liver flush". Jadi dalam terapi ini, kita minum 4 gelas "apple cider" dan makan 5 buah apel per hari selama 5 hari, lalu segera setelah itu mengonsumsi magnesium dan kemudian minum jus lemon atau anggur yang dicampur minyak olive sebelum tidur. Paginya, kita akan mengeluarkan kotoran berwarna hijau dan sesuatu yang berwarna coklat (yang diyakini merupakan batunya) tanpa rasa sakit.

Pencegahan
Batu empedu sebagian besar berasal dari kolesterol, maka dari itu sebaiknya kita mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi seperti makanan berlemak, terutama yang mengandung lemak hewani.


Sumber: http://www.scalamedia.net/artikel/keseh ... abnya.html



Itulah sedikit tentang penyakit saya derita pada 2 tahun lalu....................kalau bisa saya kasih saran lebih baik menjaga kesehatan,,,,,,,,,,,,,,,,,,,dari pada harus mengobati kalo memang sudah terkena,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,memang kesehatan sangat mahal harganya.............................